A. Judul Percobaan : REAKSI ALDEHID DAN KETON
B. Hari,
Tanggal Percobaan : Selasa, 18
Oktober 2011
C. Selesai
Percobaan : Jumat, 21
Oktober 2011
D. Tujuan Percobaan :
1.
Memahami azas-azas reaksi dari senyawa
karbonil
2.
Memahami reaksi antara aldehid dan keton
3.
Memahami jenis pengujian kimia sederhana
yang dapt membedakan aldehida dan keton
E. Dasar Teori
Aldehida dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus
karbonil. Aldehida mempunyai sedikitnya satu hidrogen yang terikat pada karbon
karbonil, sedangkan ketontidak mempunyai
hidrogen yang terikat pada karbon kabonil, hanya karbon yang mengandung gugus R
(R adalah Alkil atau aromatik). Aldehid dan keton
memiliki gugus fungsi karbonil (-C=O), yaitu atom karbon yang berikatan rangkap
dua dengan oksigen. Pada keton, terdapat 2 atom karbon lain yang terikat pada
gugus karbonil. Karbon yang terikat pada gugus karbonil dapat merupakan rantai
alifatik (bukan merupakan bagian dari cincin aromatik) atau aromatik (merupakan
bagian dari cincin aromatik).
Aldehid dan
keton sama-sama mengalami reaksi yang disebut adisi nukleofilik. Sifat-sifat
fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen
yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti
pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk
gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian
positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain.
Ada beberapa
perbedaan antara aldehida dan keton pada sifat dan struktur yang
mempengaruhinya, yaitu:
a.
Aldehid sangat mudah dioksidasi, sedangkan keton sukar untuk beroksidasi.
b.
Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suatu reagen yang sama. Hal
ini disebabkan karena atom karbonil dari aldehida kurang dilindungi
dibandingkan keton.
c.
Aldehida jika teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom
yang sama tetapi untuk keton tidak, dikarenakan pada keton sering mengalami
pemutusan ikatan yang menghasilkan 2 ikatan asam karboksilat dengan jumlah atom
karbon dari keton mula-mula (akibat putusnya ikatan karbon). Keton siklik
menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon yang sama banyak. Jadi
perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton dengan oksidator dapat digunakan
untuk membedakan kedua senyawa tersebut.
Sifat-sifat kimia dari aldehida dan keton dengan menggunakan beberapa tes/uji yaitu :
1. Oksidasi
dengan KMnO4(oksidator
kuat)
Aldehida
dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat sepertiKMnO4. Tes
positif jika ion MnO4- (warna ungu) berubah menjadi endapan MnO2
(coklat).
5 R-CHO + 2 KMnO4+ H2SO4 è
5 R-COOH + MnO2+ H2O
Ungu coklat
2. Tes Tollens
Aldehida
dengan pereaksi tollens (oksidator lembut) dioksidasi menjadi asamkarboksilat,
yang ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak.
R-CHO + Ag2O è R-COOH + Ag Cermin
perak
3. Tes Benedict
Aldehida
alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict( kompleks
ion Cu(II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi menjadi
Cu2O(endapan berwarna merah bata). Aldehida aromatik dan keton tidak bereaksi
dengan pereaksi benedict.
R-CHO + 2Cu2+ +
5 OH è R-COO- + Cu2O + 3 H2O
Biru
merah
bata
4.
Tes Fehling
Pereaksi
Fehling merupakan kompleks ion Cu(II) tartrat dalam larutan asam. IonCu(II)
direduksi menjadi ion Cu2O (endapan
berwarna merah bata).
R-CHO + Cu2+ è R-COO-+ Cu2O
Biru merah bata
Persamaan
untuk reaksi-reaksi ini selalu disederhanakan untuk menghindari keharusan
menuliskan ion tartrat atau sitrat pada kompleks tembaga dalam rumus struktur.
Persamaan setengah-reaksi untuk larutan Fehling dan larutan Benedict bisa
dituliskan sebagai:
Menggabungkan
persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi untuk oksidasi aldehid pada
kondisi basa yakni
akan
menghasilkan persamaan lengkap:
1. Tes Iodoform
Metil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika
direaksikan dengan iodine dalam larutan NaOH.
R-C-CH3+
3 I2+ 4NaOH èR-C-ONa + 3 NaI
+ 3 H2O + CHI3
Metil keton
Iodoform kuning
Untuk pembahasan ini, diasumsikan
bahwa pereaksi yang kita gunakan adalah larutan iodin dan natrium hidroksida.
Tahap pertama melibatkan substitusi ketiga atom hidrogen dalam gugus metil
dengan atom-atom iodin. Keberadaan ion-ion hidroksida cukup penting untuk
berlangsungnya reaksi ion-ion ini
terlibat dalam mekanisme reaksi.
Pada tahap kedua, ikatan antara C
I3 dan ikatan lainnya pada molekul terputus menghasilkan triiodometana
(iodoform) dan garam dari sebuah asam.
Jika semua persamaan ini
digabungkan, persamaan lengkap diperoleh sebagai berikut:
2. Tes 2,4-dinitrilfenihidrazin
(2,4-DNPH)
Semua senyawa aldehida dan keton menghasilkan endapan
dengan pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin.
Reaksi ini umum digunakan untuk mengetahui adanya gugusaldehid dan keton. Warna endapan yang terbentuk bervariasi mulai dari
kuning hinggamerah. Alkohol tidak memberikan hasil positif dengan tes
ini.
Reaksi
yang lazim dari senyawa-senyawa karbonil adalah reaksi adisi kepada ikatan
rangkap karbonil. Reagen biasanya adalah suatu nukleofil. Reaktivitas relatif
aldehida dan keton dalam reaksi adisi sebagian dapat disebabkan oleh banyaknya
muatan positif pada karbon karbonilnya, makin besar muatan itu akan makin
reaktif. Bila muatan positif parsial ini tersebar ke seluruh molekul, maka
senyawaan karbonil itu kurang reaktif dan lebih stabil. Gugus karbonil
distabilkan oleh gugus alkil di dekatnya yang bersifat melepaskan elektron.
Suaru keton dengan gugus R lebih stabil dibandingkan suatu aldehida yang hanya
memiliki satu gugus R. Faktor sterik juga memainkan peranan dalam kereaktifan
relatif aldehida dan keton.
Aldehid
dan beberapa keton yang tidak mengandung gugus yang besar disekelilingi atom
karbon karbonil bereaksi dengan larutan pekat natrium bisulfit menghasilkan
adisi yang berwujud hablur berwarna putih. Hasil adisi ini bila bereaksi dengan
asam akan membebaskan kembali senyawa karbonil dari campurannya dengan
senyawa-senyawa lain.
+ HSO3Na+
Pasangan
elektron bebas pada atom nitrogen amoniak dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
menyebabkan senyawa-senyawa ini boleh bereaksi menghasilkan fenil hidrazon
setelah hasil reaksi yang mula-mula terbentuk membebaskan satu mol air. Hasil
ini sering kali berwujud hablur, sehingga ia dapat digunakan (melalui titik
lelehnya) untuk mengenal aldehida dan keton. Reaksi yang sama dengan 2,
4-dinitro fenilhidrazin menghasilkan 2, 4-dinitro fenilhidrazon yang biasanya
mempunyai titik leleh yang lebih tinggi.
Fenil hidrazon
1. Kondensasi
Aldol
Anion enolat ialah suatu nukleofil, maka
ia dapat ditambah kepada gugus karbonil. Reaksi ini akan menghasilkan suatu
ikatan karbon-karbon yang baru, sehingga sangat berguna di dalam sintesa. Bila
aldehida direaksikan dengan larutan basa yang encer, ia akan berkondensasi
sesamanya menghasilkan aldol, yang bila dipanaskan akan menyingkirkan air menghasilkan
aldehida tak jenuh, yakni krotonaldehida.
Kedua molekul yang
berkondensasi di dalam kondensasi aldol tidak perlu kedua-duanya mempunyai atom
hidrogen alfa, mudah berkondensasi dengan benzaldehid yang tidak mempunyai atom
hidrogen alfa karena benzaldehid sendiri tidak bisa menjalankan reaksi aldol.
D.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
·
Tabung reaksi
(20 buah)
·
Termometer (1
buah)
·
Erlenmeyer
50ml
·
Corong Hirsch
·
Corong Buchner
·
Kertas saring
|
·
Bunsen
·
Labu dasar
bulat 50ml
·
Pengdingin
refluks
·
Mealting point
·
Kompor listrik
|
2.
Bahan
·
Asetaldehid
·
Sikloheksanon
·
N-heptaldehid
·
2-pentanon
·
Formalin
·
Isopropil
alcohol
·
Etanol
·
Reagent
benedict (atau reagen fehling)
·
Larutan 10%
NaOH
·
Larutan 5%
NaOH
|
·
Larutan perak
nitrat 5%
·
Larutan 2%
ammonium hidroksida
·
Larutan jenih
natrium bisulfit
·
Asam klorida
·
Reagen
fenilhidrasin
·
Hidroksamon
hidroklorida
·
Natrium asetat
trihidrat
·
Larutan iodium
·
Es
·
Pipa kapiler
titik leleh
|
E. LANGKAH
KERJA
1. Uji
Tollens
Mencuci satu tabung reaksi dengan sabun dan sikat,
dan cuci dengan air suling. Memasukkan 2ml larutan 5% perak nitrat kemudian
menambahkan 2 tetes larutan 5% natrium hidroksida dan campur dengan baik.
Kemudian menambahkan tetes demi tetes sambil dikocok larutan 2% amonium hidroksida
hanya secukupnya untuk melarutkan endapan.
Menyiapkan
empat tabung reaksi yang berisi reagen
tollens. Kemudiam menguji benzaldehid, aseton, sikloheksanon, dan formalin 2
tetes ke satu tabung 1 senyawa. Kemudian dikocok beberapa menit. Jika tidak
bereaksi dipanaskan (35-50)oC selama 5 menit. Selanjutnya melakukan
pengamatan.
- Uji Fehling dan Benedict
Menyiapka 4 tabung reaksi kemudian
masing-masing ditambahkan 5 mL reagen benedict atau 5 ml reagen Fehling yang
baru dibuat . masing-masing tabung reaksi menambahkan beberapa tetes bahan
yaitu formaldehid, n-heptaldehid, aseton dan sikloheksanon. Kemudian 4 tabung
dimasukkan kedalam air mendidih kemudian mengamati periubahannya setelah 10-15
menit.
- Adisi bisulfit
Memasukkan 5 ml larutan jenuh
natrium bisulfit ke dalam erlenmeyer 50 mL
dan mendinginkan larutan didalam air es. Kemudian menambahkan 2,5 mL
aseton tetes demi setetes sambil dikocok.
Setelah 5 menit menambahkan 10 ml etanol untuk memulai penghabluran.
Kemudian disaring kemudian di tetesi HCl dan diamati apa yang terjadi.
4.
Pengujian
dengan Fenilhidrasin
Memasukkan 5 ml fenil hidrasil kedalam 2 tabung reaksi
kemudian menambahkan 10 tetes pada tabung pertama benzal dehid pada tabung
ke-2sikloheksanon. Kemudian menutup dengan goncangan dengan kuat selama 1-2
menit hingga menghablur. Selanjutnya menyaring fenil hidrazon yang menghablur
dengan sedikit air dingin.dan menghablurkan kembali dengan sedikit metanol atau
etanol dan di diaman hingga keering. Kemudian mengukur titik lelehnya
5.
Reaksi
Haloform
Memasukkan 5 tetes aseton ke dalam 3 ml larutan 5%
natrium hidroksida, kemudian menambahkan larutan iodium sambil menggoncangnya
sampai warna iodium tidak hilang lagi. Kemudian menunggu iodoform yang berwarna
kuning mengendap dan mencium bau dan
mencatat baunya.
6.
Kondensasi
Aldol
Mereaksikan 4 ml larutan 1% NaOH dengan 0,5 ml
asetaldehid. Kemudian memasukkan ke dala ttabung reaksi, menggoncang dengan
baik
dicatat
baunya (dari asetaldehid yang tidak bereaksi). Kemudian mendidihkan campuran
selama 3 menit dan dicatat baunya.
F. ANALISIS
DATA
1. Uji
Tollens
Percobaan pertama dilakukan untuk
membedakan aldehida dan keton, yakni reaksi dengan reagen Tollens. Untuk
membuat reagen Tollens, 2 mL AgNO3 5% ditambah dengan 2 tetes NaOH 5%, hasilnya
larutan menjadi keruh dan ada endapan cokelat. Reaksinya adalah:
AgNO3
+ NaOH à
AgOH↓ + NaNO3
Kemudian
ditambahkan NH4OH 2% sampai semua endapan larut.Setelah 60 tetes NH4OH
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Reaksinya adalah:
AgOH + NH4OHà
Ag2O + NH3 + 2 H2O
Larutan
yang dihasilkan tersebut adalah reagen Tollens berupa ion perak beramoniak yang
digunakan untuk membedakan aldehid dan keton. Larutan yang diuji dengan reagen
ini adalah benzaldehida, aseton, sikloheksanon, dan formalin.
Benzaldehida merupakan larutan yang pada
awalnya tidak berwarna, kemudian setelah ditambahkan reagen Tollens terbentuk
endapan cokelat, dan setelah dipanaskan, terbentuk cermin perak pada dasar
tabung reaksi. Reaksi yang terjadi antara benzaldehida dan reagen Tollens
adalah:
+Ag2Oà
+ Ag↓
Aseton merupakan larutan yang pada
awalnya tidak berwarna, kemudian setelah ditambahkan reagen Tollens larutan
tetap tidak berwarna, dan setelah dipanaskan tetap tidak terjadi perubahan
dengan larutan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi reaksi antara
aseton dan reagen Tollens.
Sikloheksanon merupakan larutan yang
pada awalnya tidak berwarna, seperti halnya pada aseton setelah ditambahkan
reagen Tollens larutan tetap tidak berwarna, dan setelah dipanaskan tetap tidak
terjadi perubahan dengan larutan tersebut. Hal ini menunjukkan juga tidak
terjadi reaksi antara sikloheksanon dan reagen Tollens.
Formalin merupakan larutan yang pada
awalnya tidak berwarna, kemudian setelah ditambahkan reagen Tollens terbentuk
cermin perak pada dasar tabung reaksi tanpa memerlukan pemanasan. Reaksi yang
terjadi antara formalin dan reagen Tollens adalah:
+ Ag2O à + Ag↓
Hasil percobaan dari keempat larutan
tersebut menunjukkan bahwa aldehid lebih mudah bereaksi daripada keton dengan
reagen yang sama. Hal ini karena gugus karbonil pada aldehid terletak pada
ujung rantai, berbeda dengan keton yang gugus karbonilnya terletak di tengah,
sehingga gugus karbonil pada aldehid kurang terlindungi daripada keton. Itulah
yang menyebabkan aldehid lebih dapat bereaksi dengan reagenTollens, sedangkan
keton tidak.
Aldehid
dioksidasi oleh reagen Tollens membentuk asam karboksilat, dan reagen Tollens
direduksi menjadi logam perak yang mengendap sebagai cermin perak di dasar
tabung reaksi.
2. Uji Fehling dan Benedict
Pada percobaan 2 bertujuan untuk mengetahui reaksi
pada aldehid dan keton dengan direaksikan dengana bnedict dan larutan fehling
(A+B). Larutan yang akan di uji dengan benedict dan fehling adalah formaldehid,
aseton dan sikloheksanon, sedangkan n-heptaldehid tidak dilakukan karena bahan
tidak tersedia di laboratorium.
Langkah
pertama yang dilakukan adalah menyiapkan
3 buah tabung reaksi masing-masing diisi 5 ml benedict berwarna biru kehijauan,
kemudian pada masing-masing tabung ditambahkan formaldehid, aseton dan
sikloheksanon. Kemudian ditempatkan dalam penangas air yang bertujuan untuk
mempercepat terjadinya reaksi. Hasil yang diperolaeh adalah formaldehid
bereaksi dengan benedict membentuk asam karboksilat dan terdapat endapan CuO
berwarna merah bata, sedangkan pada aseto dan sikloheksanon tidak terjadi
perubahan/ reaksi hal ini dikarenakan Reagen benedict mengandung ion Cu2+
yang bersifat oksidator lemah, ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid
saja tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton seperti halnya reagen Tollens.
Kemudian pada langkah kedua yaitu pengujian reaksi
formaldehid, aseton dan sikloheksanon dengan reagen fehling berwarna biru tua,
hasilnya sama seperti pada pengujian dengan reagen benedict, karena reagen
benedict dan fehling sama-sama mengandung ion Cu2+ yang bersifat
oksidator lemah, ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid saja tetapi
tidak dapat mengoksidasi gugus keton.
3. Adisi Bisulfit
Pada
percobaan ini bertujuan reaksi adisi aseton dengan natrium bisulfit. Pada
reaksi ini reagen bisulfit merupakan nukleofil. Aseton tidak mengandung gugus
yang besar artinya rintangan steriknya kecil sehingga reaksi adisi bisulfit
dapat berlangsung. Adisi tersebut dapat di indikasi dari bereaksiya aseton
dengan larutan natrium bisulfit membentuk hablur yaitu
1-natriumsulfit-2-pentanol yang berwarna putih. Selain itu reaksi-ini dapat
berlangsung karena ikatan-ikatan rangkap karbon-karbon yang menyendiri bersifat
non-polar. Dan nukleofil tersebut menyerang ikatan –pi sehingga ikatan-pi dapat
terputus dan terbentuk ikatan tunggal dengan nukleofil. Reaksinya sebagai
berikut:
Kemudian setelah ditetesi dengan
HCl ternyata aseton kembali terbentuk. Maka dapat disimpulkan bahwa reaksi ini
dapat berjalan reversibel dan rekasi ini biasanya digunakan untuk memisahkan
senyawa karbonil dari campurannya.
4. Pengujian dengan Fenilhidrasin
Pada
reaksi ini tujuannya adalah mengidentifikasi senyawa aldehida dan keton. Pada
reaksi ini membuktikan bahwa benzaldehid dapat bereaksi dengan fenil hidrasil
yang menghasilkan fenildrazonbenzena. Hal tersebut dapat terjadi karena
pasangan bebas elektron pada atom fenilhidrasil menebabkansenyawa-senyawa ini
bereaksi membentuk fenil hidrason yang mula-mula membebaskan 1 mol air. Hasil
dari reaksi ini adalah berupa hablur. Dimana hablur ini nantinya dapat
mengidentifikasi senyawa benzaldehid. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Dengan mengukur titik didihnya didapat
angka 130oC. Angka ini menunjukkan bahwa senyawa yang diuji adalah
senyawa aldehid yaitu benzaldehid. Jika dibandingkan dengan keton benzaldehid
lebih tinggi titik lelehnya dibandingkan keton. Hal ini dikarenakan pada
aldehid terdapat ikatan hidrogen antar molekul sehingga mengakibatkan ikatan
nya kuat sehingga titik lelehnya tinggi.
Sedangkan
sikloheksanon juga dapat di identifikasi dengan direaksikan dengan
fenilhidrazin. Hal tersebut dapat terjadi karena pasangan bebas elektron pada
atom fenilhidrasil menebabkansenyawa-senyawa ini bereaksi membentuk fenil
hidrason yang mula-mula membebaskan 1 mol air. Hasil dari reaksi ini adalah
berupa hablur. Dimana hablur ini nantinya dapat mengidentifikasi senyawa keton.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
Dengan mengukur titik didihnya didapat
angka 80oC. Angka ini menunjukkan bahwa senyawa yang diuji adalah
senyawa keton yaitu sikloheksanon. Jika dibandingkan dengan benzaldehid,
sukloheksanon lebih rendah titik lelehnya dibandingkan benzaldehid. Hal ini
dikarenakan pada keton tidak terdapat ikatan hidrogen antar molekul sehingga
mengakibatkan ikatannya lemah sehingga titik lelehnya rendah.
5. Reaksi Haloform
3 mL 5% NaOH tidak berwarna dalam
tabung reaksi ditambahkan lima tetes aseton tidak berwarna terbentuk larutan
tidak berwarna kemudian menambahkan larutan iodium terbentuk larutan kuning
keruh ada endapan berwarna kuning. Reaksi yang terjadi + I2 + 3NaOH à + 3H2O +3NaI.
3 mL 5% NaOH tidak berwarna dalam
tabung reaksi ditambahkan lima tetes isopropil alkohol tidak berwarna terbentuk
larutan tidak berwarna kemudian menambahkan larutan iodium terbentuk larutan
kuning keruh ada endapan berwarna kuning. Reaksi yang terjadi
+ CHI3
Atom
hidrogen yang terikat pada atom karbon alfa dari aldehida dan keton mudah
diganti oleh halogen di dalam larutan basa. Reaksi ini, didasarkan pada reaksi
yang cepat antara ion enolat dengan halogen. Oleh karena pengaruh tarikan
elektron dari halogen, maka atom hidrogen yang masih ada pada karbon alfa akan
lebih asam, dan semakin mudah tertukar oleh halogen. Oleh karena itu, gugus
metil yang terikat pada atom karbonil mudah sekali diubah menjadi senyawa
trihalometil oleh halogen dan basa.senyawa trihalo yang dihasilkan ini mudah
sekali diuraikan oleh basa menghasilkan haloform. Endapan kuning yang
menghablur dan berbau obat dikarenakan reagen dalam reaksi ini adalah suatu
oksidator, maka suatu alkohol yang mengandung suatu gugus -CH(OH)-CH3sehingga
akan menghasilkan pengujian yang positif.
6. Kondensasi Aldol
Percobaan tujuh dilakukan bertujuan
untuk membuat aldol, percobaan ini
dilakukan dengan memasukkan 4 mL larutan 1% NaOH dan 0,5 mL asetaldehid kedalam
tabung reaksi dimana NaOH merupakan larutan tidak berwarna dan asetaldehid juga
larutan tidak berwarna. Setelah kedua
campuran bercampur Setelah menghasilkan bau balon tengik yaitu bau dari asetaldehid yang tidak
bereaksi. Kemudian mendidihkan campuran larutan selama ±3 menit, kemudian
dihasilkan bau yang semakn tengik dari larutan. Setelah pemanasan maka terjadi
penyingkiran air sehingga menghasilkan aldehida tak jenuh hasil kondensasi
aldol yaitu krotonaldehid dengan persamaan reaksi :
G. KESIMPULAN
·
Aldehid bereaksi dengan reagen Tollens
membentuk Asan karboksilat dan menghasilkan cermin perak
·
Keton tidak bereaksi dengan Tollens
sehingga tidak menghasilkan cermin perak
·
Benzaldehid dan formalin berekasi dengan
reagen Tollens menghasilkan cermin perak
·
Formaldehid (aldehida) bereaksi denagn
reagen Fehling dan Benedict membentuk endapan merah bata Cu2O
·
Aseton dan sikloheksanon (keton) tidak
bereaksi dengan benedict
·
Formaldehid (Aldehida) bereaksi dengan
fehling membentuk endapan merah bata
·
Aseton tidak bereaksi dengan fehling
·
Sikloheksanon tidak bereaksi dengan
fehling
·
Aseton yang direaksikan dengan NaHSO3
akan mengadisi aseton dan membentuk larutan yang sama dengan larutan sebelumnya
dan membentuk hablur saat ditambah etanol. Hablur yang ditetesi HCl pekat
menjadi larut
·
Titik leleh benzaldehida 130OC
·
Titk leleh sikloheksanon: 80OC
·
Gugus metil yang terikat pada atom
karbon karbonil diubah menjadi senyawa trihalometil oleh halogen dan basa.
Senyawa trihalometri mudah diuraikan oleh basa menghasilkan haloform.
·
Setelah asetaldehid direksikan dengan
larutan 1% NaOH maka berkondensasi menghasilkan aldol dan setelah pemanasan
akar menyingkirkan air sehingga menghasilkan aldehida tak jenuh
H. JAWABAN
PERTANYAAN
1. Persamaan reaksi:
a. Reaksi Tollens dengan formaldehida
+ Ag2O à + Ag↓
b. Reaksi Fehling dengan heptaldehida
+2CuO à + Cu2O
c. Pembuatan senyawa adisi Aseton bisulfit
d. Pembuatan Benzaldehid fenilhidrazon
e. Pengujian Iodoform terhadap 2-pentanon
+ I2 + 3NaOH à
+ 3H2O +3NaI.
2. Reaksi kondensasi aseton dengan benzaldehida
3.
Uji
iodoform dapat digunakan untuk membedakan antara metanol dan etanol
·
Pengujian iodoform
dapat digunakan untuk membedakan antara metanol dan etanol karena uji idoform memberikan hasil
yang berbeda yaitu pada etanol menghasilkan larutan dan endapan warna kuning.
Hal ini membuktikan bahwa alkohol primer yang dapat diji dengan iodoform adalah
etanol.
·
Pengujian iodoform
dapat digunakan untuk isopropil alkohol dengan n-butil alkohol. Karena
keduanya tidak beraksi dengan iodoform. Isopropil alkohol merupakan alkohol
tersier yang tidak beraksi dengan alkohol. Sedangkan pada n-butil alkohol
merupakan alkohol primer tetapi alkohol
primer yang yang dapat diji dengan iodoform hanya etanol.
- Penggunaan yang praktis dari reaksi Tollens sapat dilakukan dengan cara menambahkan beberapa tetes pereaksi Tollens kedalam zat yang akan diuji sampai terbentuk cermin perak, apabila terjadi reaksi maka dilakukan pemanasan.
- Dibedakan dengan:
a.
2-pentanon dan 3-pentanon
Dengan
menggunakan reaksi haloform dapat membedakan 2-pentanon dan 3-pentanon. Reaksi
pada 2-pentanon reaksinya lebih lama dibandingkan 3-pentanon karena memilki kereaktifan yang
rendah dan reaksi haloform dapat menunjukkan adanya metil keton
b.
3-pentanon dan pentanol
Dapat dibedakan dengan menggunakan
cara haloform. Sebab pentanol akan menunjukkan hasil pengujian yang positif dengan
reagen tersebut.
c.
Benzaldehida dan asetofenin
Dapat
dibedakan dengan menggunakan kondensasi aldol
karena benzaldehid tidak bisa menjalankan reaksi aldol
6.
Persamaan
reaksi bisulfit dengan HCl
7.
Pada percobaan ini kami hanya melakukan
pengujian dengan fenilhidrazin dan didapatkan titik leleh sebagai berikut:
-
Benzaldehid : 130 °C
-
Sikloheksanon : 80°C
Namun
berdasarkan teori turunan dari
2,4-dinitrofenilhidrazon memiliki titik leleh lebih tinggi daripada
turunan dari fenilhidrazin.
8. Peranan Natrium asetat dalampembuatan oksim adalah Untuk
membebaskan basa dari garam-garamnya.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Fesenden,
J Ralp, dan Joan s. Fessenden. 2006. Kimia
Organik Jilid1. Terjemahan Aloysius
Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Penerbit Erlangga
Syarief,
Sri Hidayati, dkk. 2011. Penuntun
Praktikum Kimia Organik I. Surabaya : Unesa Press
Syabatini.
2009. Aldehid dan Keton (Online).http://annisanfushie.wordpress.com.
diakses tanggal 22 Oktober 2011
Reskasari,
Revi. 2011. Kimia Organik Aldehid keton
(Online). http://rvreskisari.blogspot.com.
Diakses tanggal 22 Oktober 2011
J. LAMPIRAN FOTO
hasil reaksi dengan reagen Tollen
hasil pengujian dengan fehling
hablur benzakdehid(kiri), sikloheksanon (kanan)
baca selengkapnya di http://www.ziddu.com/download/19215205/laporanaldehidketon.doc.html
Semoga Bermanfaat !!
Do you mind if I quote a couple of your posts as long as I provide credit and sources back to your blog? My situs is in the exact same niche as yours and my users would really benefit from some of the information you provide here.
BalasHapus